Kesehatan

Faktor Risiko Malnutrisi Pada Lansia

malnutrisi pada lansia

Malnutrisi merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan dan pengeluaran energi tubuh, hal ini terjadi karena tubuh kekurangan nutrisi yang dibutuhkan, seperti karbohidrat, protein, termasuk vitamin dan mineral penting, atau bahkan asupan nutrisi yang berlebihan. Keadaan ini biasanya selalu dikaitkan dengan gizi buruk, padahal malnutrisi bukan sekadar kekurangan gizi. Kondisi gizi berlebih bisa juga disebut dengan malnutrisi. Risiko malnutrisi pada lansia meningkat seiring bertambahnya usia dan hal ini berdampak serius pada kualitas hidup dan kesejahteraan lansia.

Kondisi malnutrisi erat kaitannya dengan pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Orang lanjut usia rentan mengalami malnutrisi, hal ini terjadi secara alami seiring dengan proses penuaan tubuh. Penuaan nyatanya menyebabkan tubuh mengalami berbagai perubahan, mulai dari yang terkait dengan hormon, otot, hingga sistem pencernaan. Produksi asam lambung pada lansia umumnya menurun, apalagi jika dibarengi dengan penyakit tertentu seperti maag atopik. Rendahnya produksi asam lambung pada lansia dapat menyebabkan menurunnya kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi yang dihasilkan dari makanan. Padahal, tubuh sebenarnya membutuhkan nutrisi tersebut agar bisa mengolahnya secara normal.

Sejumlah kecil asam di lambung dapat menghambat penyerapan vitamin B12, kalsium, zat besi, dan magnesium sehingga semakin meningkatkan risiko malnutrisi. Selain itu, malnutrisi pada lansia juga mungkin disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengenali rasa lapar dan haus. Akibatnya, lansia seringkali tidak sengaja melewatkan waktu makan sehingga menyebabkan berkurangnya asupan nutrisi dalam tubuh. Lansia juga sering mengalami penurunan nafsu makan yang bisa terjadi karena adanya gangguan kesehatan tertentu.

Penyebab Malnutrisi pada Lansia

  • Kesulitan Mengunyah

Orang lanjut usia umumnya mempunyai banyak permasalahan pada rongga mulut, mulai dari banyaknya gigi yang hilang, banyaknya gigi yang rusak atau menganga, hingga berkurangnya produksi air liur. Masalah ini membuat makanan sulit dikunyah sehingga menurunkan nafsu makan. Akibatnya, asupan gizi yang diterima lansia menjadi tidak seimbang, sehingga dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada lansia. Oleh karena itu, bagi lansia yang mengalami kehilangan gigi sangat disarankan untuk menggunakan gigi palsu, agar fungsi rongga mulut dapat kembali normal dan nafsu makan dapat kembali normal.

  • Pola Makan

Umumnya lansia memiliki banyak pantangan makanan, seperti tidak mengonsumsi garam, makanan berlemak, atau gula. Dilain sisi hal terebut dapat membantu meringankan gejala beberapa penyakit pada lansia. Namun di saat yang sama, banyaknya pembatasan juga dapat menyebabkan lansia mengonsumsi makanan yang nilai gizinya tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga bisa menyebabkan terjadinya malnutrisi pada lansia.

  • Penurunan Fungsi Alat Indera

Semakin bertambah usia, kemampuan alat indera semakin menurun, misalnya penurunan kemampuan untuk merasakan makanan dan mencium aroma, hal itu dapat mempengaruhi nafsu makan. Penderita lanjut usia mungkin mengalami penurunan kemampuan tersebut akibat pengaruh berbagai penyakit yang dideritanya dan obat-obatan yang dikonsumsinya, sehingga juga berpengaruh terhadap nafsu makan dan memperbesar peluang terjadinya malnutrisi pada lansia.

  • Keterbatasan Finansial

Salah satu kondisi sosial ekonomi yang dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi pada lansia adalah terbatasnya pendapatan. Lansia umumnya tidak bekerja dan jika tidak mendapat dukungan finansial dari keluarga maka mereka akan kesulitan membeli makanan yang sehat dan bergizi. Belum lagi para lansia juga harus mengeluarkan biaya untuk prosedur medis atau pengobatan penyakit yang dideritanya.

  • Kondisi Sosial

Umumnya para lansia yang hidup sendiri dan merasa kesepian mungkin tidak menikmati makanan yang mereka makan sehingga terjadi penurunan keinginan untuk makan atau menyiapkan makanan yang baik untuk diri sendiri. Hal ini menyebabkan nafsu makan terus berkurang dan berujung pada berkurangnya asupan nutrisi sehingga meningkatkan resiko terjadinya malnutrisi pada lansia.

  • Depresi

Depresi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia. Kondisi kesehatan yang terus memburuk, rasa kesepian, dan sulit bergerak bisa menjadi faktor yang bisa memicu depresi. Ketika depresi menyerang orang lanjut usia, nafsu makannya menurun drastis. Karena hilangnya nafsu makan, orang lanjut usia mengalami kesulitan makan. Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya malnutrisi pada lansia karena asupan nutrisinya tentu akan berkurang.

malnutrisi pada lansia

malnutrisi pada lansia

baca juga : https://perfecthealth.co.id/gizi-seimbang-segala-usia-mendukung-kesehatan-yang-optimal/

Faktor Risiko Malnutrisi

Dikutip dari penelitian Adhe mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Malnutrisi Pada Lansia di Indonesia : Literature Review terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi pada lansia, yaitu :

  • Umur

Bertambahnya umur akan mempengaruhi beberapa perubahan terutama perubahan fisiologis pada fungsi pencernaan. Sehingga seiring bertambahnya umur seseorang maka risiko timbulnya gangguan kesehatan semakin besar. Salah satunya yaitu malnutrisi pada lansia. Malnutrisi pada lansia kelompok umur 75-90 tahun memiliki peluang risiko terjadi sebesar 24,8% dan lansia mengidap malnutrisi sebanyak 2,8%

  • Jenis Kelamin

Laki-laki membutuhkan lebih banyak energi, protein, dan lemak dibandingkan perempuan. Laki-laki memiliki postur tubuh, otot dan luas permukaan yang lebih besar daripada perempuan. Akan tetapi pada asupan makanan yang mengandung zat besi kebutuhan perempuan cenderung lebih tinggi daripada pada laki-laki. Berdasarkan penelitian, malnutrisi pada lansia paling banyak terjadi pada lansia perempuan (63,6%) dibandingkan lansia laki-laki (36,4%).

  • Pendidikan

Pendidikan akan mempengaruhi pola makan dan makanan bergizi yang dikonsumsi, cara pandang terhadap hidup sehat dan akses dalam pelayanan kesehatan pada lansia. Kondisi sosial ekonomi akan semakin membaik seiring dengan semakin tinggi tingkat pendidikan, begitupun sebaliknya.

  • Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit akan mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi dari makanan pada lansia. Kondisi kesehatan berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang, sehingga lansia yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dapat menjadii rentan untuk terserang penyakit. Malnutrisi pada lansia dengan riwayat penyakit kemungkinan terkena 3 kali lebih besar dibandingkan lansia yang tidak memiliki riwayat penyakit.

  • Kehilangan Gigi

Lansia yang kehilangan banyak gigi biasanya mengkonsumsi makanan rendah serat dan makanan yang mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Hal tersebut mempengaruhi kesehatan pada lansia.  Selain itu dampak dari kehilangan gigi yaitu menurunnya asupan buah dan sayuran, serta meningkatkan risiko gangguan pencernaan.

  • Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga akan mempengaruhi daya beli keluarga dengan menyediakan sumber bahan pokok untuk konsumsi sehari-hari. Besar kecilnya pendapatan keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran keluarga, hal ini disebabkan karena semakin meningkat pendapatan keluarga maka akan semakin besar jumlah pengeluarannya, dan sebaliknya.

  • Dukungan Keluarga

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga yang baik akan mempengaruhi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan serta berdampak pada peningkatan kualitas hidup lansia dan dapat mencegah terjadinya malnutrisi pada lansia.

  • Gaya Hidup

Gaya hidup mempengaruhi pola makan seseorang. Gaya hidup yang lebih baik akan menghasilkan pola makan yang lebih baik. Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung. Selain itu gaya hidup yang tidak baik juga meningkatkan resiko terjadinya malnutrisi pada lansia.

  • Kesulitan Mengunyah

Kesulitan mengunyah yang terjadi pada lansia  dapatdisebabkan oleh beberapa faktor yaitu kebersihan mulut yang buruk, berkurangnya kemampuan indera perasa pada lansia, faktor patologis dan jenis makanan yang diberikan. Keadaan rongga mulut yang kurang bersih, berkurangnya kemampuan indra perasa pada lansia menyebabkan lansia tidak berselera makan. Akibatnya malnutrisi pada lansia lebih rentan terjadi.

Malnutrisi pada lansia merupakan masalah kesehatan yang sering diabaikan padahal merupakan masalah serius yang mempunyai dampak besar terhadap kualitas hidup lansia. Memberikan perhatian terhadap pemenuhan asupan makanan yang seimbang terhadap lansia sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu peran utama dari keluarga diperlukan untuk mencegah malnutrisi pada lansia, agar para lansia dapat menikmati masa tua yang sehat dan bermakna.

malnutrisi pada lansia

malnutrisi pada lansia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *