Pencegahan stroke harus dilakukan untuk menghindari penyebab kedua kematian dan penyebab utama kecacatan ini. Stroke adalah suatu kegawatdaruratan neurologi yang terjadi secara tiba-tiba (akut) karena adanya oklusi atau hipoperfusi pembuluh darah pada otak, sehingga apabila tidak segera ditangani maka kematian sel akan terjadi dalam beberapa menit, sehingga selanjutkan akan menyebabkan defisit neurologis dan mengakibatkan kecacatan bahkan kematian (Misbach, 2011). Menurut American Heart Assosiation/American Stroke Assosiation stroke merupakan episode akut disfungsi neurologis fokal yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke juga merupakan beban keuangan yang signifikan karena biaya perawatan pra-rumah sakit, rumah sakit, dan pasca-rumah sakit yang cukup besar.
Menurut data nasional di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian tertinggi dengan persentase 15,4% serta merupakan penyebab utama kecatatan pada kelompok usia dewasa (Kementerian Kesehatan RI, 2008). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menyatakan bahwa angka kejadian stroke berdasarkan dengan terdiagnosis tenaga kesehatan di Sumatera Utara didapatkan sebesar 6,6%.
Secara global, stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab utama kecatatan, dengan 62% karena iskemia, 28% karena perdarahan intraserebral (ICH), dan 10% karena perdarahan subarachnoid (SAH). Stroke iskemik lebih umum terjadi, tetapi stroke hemoragik bertanggung jawab atas lebih banyak kematian dan kehilangan tahun-hidup yang disesuaikan dengan kecacatan (disability-adjusted life-years/DALYs).
Faktor risiko stroke
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Amelia K. Boehme, PhD, Charles Esenwa, MD, and Mitchell S. V. Elkind, MD, MS tantang Stroke Risk Factors, Genetics, and Prevention menyatakan bahwa faktor resiko stroke dapat dikelompokkan menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.
Faktor yang tidak dapat diubah
- Usia : Kejadian stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dengan insiden dua kali lipat untuk setiap dekade setelah usia 55 tahun. Rata-rata usia kejadian stroke iskemia pada tahun 2005 adalah 69 tahun. Bukti terbaru menunjukkan, bahwa kejadian dan prevalensi stroke iskemik telah meningkat pada kelompok usia 20-54 tahun, dari 12,9% pada tahun 1993 menjadi 18,6% pada tahun 2005.
- Jenis kelamin : Pada usia muda, wanita memiliki risiko stroke yang sama atau lebih tinggi daripada pria, meskipun pada usia yang lebih tua, risiko relatifnya sedikit lebih tinggi pada pria. Risiko stroke yang lebih tinggi pada wanita di usia muda kemungkinan mencerminkan risiko yang terkait dengan kehamilan dan keadaan pasca melahirkan, serta faktor hormonal lainnya, seperti penggunaan kontrasepsi hormonal. Secara keseluruhan, stroke lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria, karena umur wanita yang lebih panjang dibandingkan pria. Sebuah studi yang dilakukan di 8 negara Eropa yang berbeda menemukan bahwa risiko stroke meningkat sebesar 9% per tahun pada pria, dan 10% per tahun pada wanita.
- Ras : orang Afrika-Amerika berisiko dua kali lipat terkena stroke jika dibandingkan dengan rekan kulit putih mereka, dan memiliki angka kematian yang lebih tinggi terkait dengan stroke. Hispanik/Amerika Latin juga memiliki peningkatan risiko stroke pada beberapa kohort. Kesenjangan kejadian stroke sangat menonjol di antara orang dewasa kulit hitam yang lebih muda di mana risiko perdarahan subarachnoid dan perdarahan intraserebral secara substansial lebih tinggi daripada kulit putih yang sesuai usia. Selain itu, orang Indian Amerika mengalami peningkatan kejadian stroke dibandingkan dengan orang kulit putih non-Hispanik.
- Genetik : Faktor genetik juga dikenal sebagai faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi dengan riwayat orang tua dan riwayat keluarga meningkatkan risiko stroke. Seperti halnya dengan faktor risiko stroke lainnya, risiko genetik stroke bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan ras. Faktor risiko genetik dan heritabilitas akan dibahas lebih mendalam pada bagian genetika di bawah ini.
Faktor yang dapat diubah
- Hipertensi : faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi yang paling penting, dengan hubungan yang kuat, langsung, linier, dan berkelanjutan antara tekanan darah dan risiko stroke. Dalam interstroke, hipertensi sejauh ini merupakan faktor risiko stroke yang paling penting: menggunakan definisi hipertensi yang mencakup riwayat hipertensi serta pengukuran tekanan darah 160/90 mmHg, risiko yang disebabkan populasi, atau proporsi stroke pada populasi disebabkan hipertensi, adalah 54%.
- Diabetes : faktor risiko independen untuk stroke dengan peningkatan risiko stroke 2 kali lipat untuk pasien diabetes, dan stroke menyumbang sekitar 20% kematian pada penderita diabetes. Penderita pra-diabetes juga berisiko lebih tinggi terkena stroke.
- Dislipidemia : Hubungan antara dislipidemia dan risiko stroke sangat kompleks, dengan peningkatan risiko stroke iskemik dengan peningkatan kolesterol total, dan penurunan risiko stroke iskemik dengan peningkatan kolesterol HDL. Bukti pengaruh trigliserida pada risiko stroke masih bertentangan. Selain itu, risiko tampaknya bergantung pada subtipe stroke, dengan hubungan yang lebih kuat antara kadar kolesterol dengan stroke iskemik arteri besar daripada subtipe stroke iskemik lainnya. Kolesterol total, sementara itu, berbanding terbalik dengan stroke hemoragik, dengan risiko stroke hemoragik meningkat seiring dengan penurunan kolesterol total.
- Obesitas : meskipun cara spesifik peningkatan risiko stroke masih diperdebatkan. Obesitas berhubungan dengan faktor risiko stroke seperti hipertensi dan diabetes. Sebuah meta-analisis besar baru-baru ini, termasuk 1,8 juta peserta dari 97 studi kohort, menemukan bahwa 76% efek indeks massa tubuh (BMI, ukuran umum obesitas) pada risiko stroke dimediasi oleh tekanan darah, kolesterol, dan kadar glukosa.
- Alkohol : konsumsi alkohol memiliki hubungan linier yang lebih langsung dengan stroke hemoragik, sehingga konsumsi alkohol dalam jumlah kecil pun tampaknya meningkatkan risiko perdarahan. Konsumsi alkohol berat terkait dengan hipertensi, serta kontrol tekanan darah yang buruk pada pasien hipertensi yang mengonsumsi alkohol.
- Merokok : Merokok tetap menjadi faktor risiko utama stroke, hampir menggandakan risiko dengan hubungan respon dosis antara paket-tahun dan risiko stroke. Diperkirakan merokok menyumbang hampir 15% dari semua kematian akibat stroke per tahun.
Makanan penyebab stroke
Ada beberapa makanan yang dapat menyebabkan stroke, mari simak penjelasan berikut :
- Gorengan : makanan yang dihidangkan dengan cara digoreng dapat mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah kolesterol dan penyumbatan pembuluh darah
- Daging merah : lemak jenuh banyak terkandung didalam daging merah. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah kolesterol dan penyumbatan pembuluh darah
- Makanan manis : selain dapat menyebabkan diabetes jika konsumsi dalam jumlah yang berlebihan, makanan manis juga dapat menyebabkan tingginya kolesterol jahat.
- Alkohol : seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa alkohol yang dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan jantung dan akhirnya dapat menyebabkan stroke
Peran keluarga dalam mencegah terjadinya stroke
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amila, Janno Sinaga, Evarina Sembiring Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia menyatakan bahwa keluarga merupakan orang terdekat yang dapat diandalkan dalam pencegahan terjadinya stroke melalui gaya hidup. Keluarga dapat berperan sebagai pemberi edukasi dalam deteksi stroke dan gaya hidup untuk menghadari penyakit penyebab stroke seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kolesterok tinggi dengan cara mengingatkan untuk tidak merokok, tidak konsumsi alkohol, menjagaberat badan tidak berlebihan serta mengurangi stres.
Mulailah hari ini untuk mengupayakan hidup yang lebih berkualitas, jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan pola hidup sehat. Hidup yang sehat dan berkualitas dapat mengurangi risiko stroke dan penyakit berat lainnya. Bersama Perfect Health yang menyediakan alat terapi dan fitness terbaik, menjalani pola hidup sehat menjadi lebih mudah.