Kesehatan, Lifestyle

Penyebab Sleep Paralysis yang Dapat Diketahui, Apa Saja?

penyebab sleep paralysis

Ada beberapa penyebab sleep paralysis yang dapat terjadi ketika Anda mengalaminya. Tapi sebelumnya pernahkah Anda merasa bahwa seluruh tubuh Anda tidak bisa bergerak ketika bangun dari tidur? Atau pernahkah Anda mengalami dada tiba-tiba menjadi sangat sesak saat tidur? Jika ya, berarti Anda mengalami sleep paralysis. Jangan panaik, kondisi yang terjadi ini bukanlah karena gangguan yang disebabkan oleh makhluk halus.

Menurut American Sleep Disorders Association (1990), sleep paralysis adalah keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak, atau berbicara saat tidur (hypnagogic) atau saat bangun tidur (hypnopompic). Kelumpuhan tidur atau sleep paralysis ini bisa ditandai dengan seseorang yang tidak mampu untuk menggerakkan otot-otot pada saat tidur. Silakan lihat ulasan berikut untuk informasi lebih lanjut tentang kelumpuhan tidur.

Definisi Sleep Paralysis

Kondisi ini sering dianggap sebagai fenomena mistis. Meskipun sebenarnya sleep paralysis terjadi karena mekanisme otak dan tubuh saling tumpang tindih dan tidak bekerja secara harmonis saat Anda tertidur, hal itu bisa menyebabkan Anda terbangun di tengah siklus REM. Siklus REM adalah tahap tidur terdalam ketika semua otot rileks.

Jadi ketika Anda tiba-tiba terbangun sebelum siklus REM Anda selesai, otak Anda belum siap mengirimkan sinyal bangun, sehingga tubuh Anda masih setengah tertidur dan setengah terjaga. Inilah mengapa Anda akan mengalami “kelumpuhan” sementara.

Penyebab Sleep Paralysis

Sleep paralysis dapat terjadi karena beberapa hal sehingga seseorang dapat mengalami kondisi ini, beberapa penyebabnya adalah:

  • Kurang tidur. Sering begadang dan mengubah jadwal tidur akibat jet lag, misalnya, bisa memicu kelumpuhan tidur.
  • Gangguan mental. Orang dengan kondisi yang tertekan atau mengalami stress inilah yang sering menyebabkan terjadinya sleep paralysis. Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian yang menemukan bahwa kejadian sleep paralysis terjadi pada penderita gangguan jiwa, seperti skizofrenia.
  • Tidur telentang. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa posisi tidur merupakan salah satu pemicu kelumpuhan tidur, terutama tidur telentang.
  • Sulit tidur. Gangguan tidur seperti narkolepsi dan kram kaki yang tiba-tiba pada malam hari dapat mengganggu tidur yang telah memasuki tidur REM sehingga menyebabkan kelumpuhan tidur.

Gejala Sleep Paralysis

Ada gejala utama yang dapat terjadi pada sleep paralysis yaitu tidak dapat melakukan gerakan atau berbicara walaupun dengan kondisi yang sudah bangun atau telah dibangunkan dari tidurnya. Namun ada beberapa gejala sleep paralysis yang mungkin terjadi, yaitu:  

  • Sulit bernapas karena dada terasa sesak.
  • Anda masih bisa menggerakkan bola mata. Beberapa orang masih bisa membuka mata saat terjadi kelumpuhan tidur, namun ada juga yang tidak bisa.
  • Halusinasi seolah-olah ada seseorang atau sesuatu di dekatnya.
  • Merasa takut

Menurut jurnal yang di tulis oleh Gilliam tahun 2008, terjadinya kondisi sleep paralysis ini bisa terjadi selama beberapa menit ataupun sampai 20 menit. Setelah itu, Anda seharusnya sudah bisa bergerak dan berbicara dengan normal kembali, meskipun Anda mungkin masih merasa tidak nyaman atau takut untuk tertidur kembali.

Jenis Sleep Paralysis

Menurut waktu terjadinya, kelumpuhan tidur dibagi menjadi dua jenis, yaitu kelumpuhan tidur hipnopompik dan kelumpuhan tidur hipnagogik. Berikut penjelasannya.

Hypnopompic sleep paralysis

Hypnopompic sleep paralysis adalah suatu kondisi yang mana seseorang terbangun secara tiba-tiba tetapi otak belum siap untuk mengirimkan sinyal tanda bangun ke otot . Akibatnya, tubuh tidak bisa bergerak meski dalam keadaan sadar.

Hypnagogic sleep paralysis

Kelumpuhan tidur hipnagogik terjadi ketika seseorang baru saja tertidur. Pada kondisi ini, tubuh baru saja masuk kedalam fase NREM (Non Rapid Eye Movement) dan otot mengalami relaksasi. Jika seseorang tiba-tiba terbangun pada tahap ini, hasilnya adalah perasaan seolah-olah tidak bisa bergerak.

Proses Penyebab Sleep Paralysis

Saat Anda tidur, tubuh Anda akan bergantian antara tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement) dan tidur REM (Rapid Eye Movement). Selama tidur NREM, tubuh Anda akan sangat rileks karena sedang dalam proses penyembuhan diri.

Pada akhir fase tidur NREM, proses tidur akan beralih ke fase tidur REM. Itu dalam tahap tidur REM ketika mimpi terjadi dan otot-otot tubuh “mati”. Nah, Anda akan mengalami kelumpuhan tidur jika Anda bangun sebelum tidur REM selesai.

Akibatnya, otak belum siap mengirimkan sinyal bangun, sehingga tubuh masih setengah tertidur dan setengah sadar. Itu sebabnya Anda akan merasakan badan kaku, sesak napas, tidak bisa berbicara saat sleep paralysis.

Diagnosis Penyebab Sleep Paralysis

Dokter akan memulai diagnosis dengan bertanya dan menjawab pertanyaan tentang gejala, pola dan kebiasaan tidur, riwayat kesehatan fisik dan mental, serta riwayat kelumpuhan tidur pada keluarga pasien.

Dokter juga akan menanyakan riwayat minum alkohol dan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Langkah selanjutnya, dokter akan meminta Anda membuat catatan tidur Anda dan meminta untuk menjelaskan setiap episode sleep paralysis dengan lengkap.

Jika pasien mengalami kelumpuhan tidur yang parah atau berulang yang menyebabkan sulit tidur, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:

Polisomnografi

Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa laju pernapasan, detak jantung, dan aktivitas otak pasien selama mereka tidur. Polisomnografi dapat mendeteksi apakah ada gangguan tidur, seperti sleep apnea.

Multiple sleep latency test (MSLT)

MSLT dilakukan untuk mengetahui berapa lama pasien tertidur dan keadaan otak saat tidur siang. Tes ini dapat mendeteksi narkolepsi.

Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Jika Anda menderita sleep paralysis, jangan panik. Karena menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Psychological Science, rasa panik saat terjadi sleep paralysis justru akan membuat seseorang semakin depresi. Kemudian, cobalah untuk tetap tenang, tarik napas dalam-dalam dan hembuskan sekuat mungkin.

Cobalah memaksa tubuh Anda untuk bergerak, dimulai dari ujung jari tangan atau kaki sebagai bentuk perlawanan. Cara ini bisa membantu Anda benar-benar bangun dan menghilangkan kelumpuhan tidur.

Meskipun kelumpuhan tidur dapat membaik dari waktu ke waktu, Anda disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat, seperti tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, berhenti merokok atau minum alkohol, dan mencoba melakukan suatu latihan pernapasan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya sleep paralysis.

Tidur cukup

Tidak memiliki cukup waktu untuk tidur dapat memicu kelumpuhan tidur. Oleh karena itu usahakan untuk selalu tidur yang cukup selama 7-9 jam sehari. Hindari juga hal-hal berikut untuk membantu Anda tidur nyenyak

  • Minum kopi sebelum tidur.
  • Mainkan ponsel sebelum tidur.
  • Olahraga intensif di malam hari.
  • Makan terlalu banyak sebelum tidur, yang meningkatkan risiko peningkatan asam lambung

Baca juga: Pijat Aromaterapi untuk Mengatasi Insomnia pada Lansia

Terbiasa tidur dan bangun di jam yang sama

Cara efektif untuk mengatasi kelumpuhan tidur adalah dengan membiasakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan jika Anda sedang berlibur. Kebiasaan ini akan secara optimal mendukung jam biologis tubuh dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Melakukan perawatan penyebab sleep paralysis

Meningkatkan kualitas tidur Anda seharusnya cukup untuk membantu Anda mengatasi kelumpuhan tidur. Namun, tidak jarang pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut dari dokter karena kondisinya yang tidak kunjung membaik.

Baca juga: Terapi Kognitif untuk Mengatasi Kecemasan Sosial

Itulah penjelasan mengenai sleep paralysis yang harus Anda ketahui. Jika Anda ingin mengetahui informasi seputar masalah kesehatan atau sedang mencari alat kesehatan, Anda dapat mengunjungi website Perfect Health dan instagram @id_perfecthealth.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *