Kesehatan, Lifestyle

Terapi Kognitif untuk Mengatasi Kecemasan Sosial

terapi kognitif

Terapi kognitif meredakan gejala emosional dan meningkatkan kualitas interaksi sosial. Terapi ini juga membantu menemukan mekanisme koping yang tepat bagi penderita gangguan jiwa.

Kecemasan Sosial

Orang dengan gangguan jiwa membutuhkan terapi untuk mengendalikan gejala kondisinya. Salah satu terapi bagi penderita gangguan jiwa adalah terapi kognitif. Ada banyak manfaat terapi kognitif yang harus Anda ketahui.

Terapi perilaku kognitif adalah terapi bicara yang dapat membantu Anda mengatasi masalah dengan mengubah cara Anda berpikir dan berperilaku. Jenis terapi ini digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi, tetapi dapat membantu untuk masalah kesehatan fisik dan mental lainnya.

Pengertian Kecemasan Sosial

Kecemasan sosial adalah suatu fobia sosial yag terjadi karena ketakutan sosial akan situasi lingkungan sosial yang ada kaitannya dengan interaksi sosial.

Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial

Penyebab gangguan sosial yang harus Anda ketahui, adalah:

1.    Keturunan

Gangguan fobia sosial cenderung diturunkan dalam keluarga. Namun belum dapat dipastikan apakah hal ini disebabkan oleh faktor genetik atau lebih merupakan sikap yang dipelajari dari pengalaman orang lain.

2.    Lingkungan

Gangguan kecemasan sosial adalah sikap yang bisa dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan sosial dapat berkembang pada diri seseorang setelah melihat sikap cemas yang dirasakan oleh orang lain.

3.    Struktur otak

Respon rasa takut sangat dipengaruhi oleh struktur di otak yang disebut amigdala. Ketika amigdala terlalu aktif dengan kecemasan dalam situasi sosial, respons rasa takut meningkat.

Faktor Risiko Gangguan Kecemasan

Jika keluarga atau kerabat memiliki salah satu faktor risiko tersebut, bukan berarti mereka pasti akan mengalaminya. Hanya saja mereka berisiko lebih tinggi mengalami kondisi gangguan kecemasan sosial. 

Jika mereka memiliki gangguan kecemasan sosial, mengetahui faktor risikonya dapat membantu mereka mengetahui penyebabnya. Faktor apa yang membuat seseorang berisiko mengalami gangguan kecemasan sosial?

1.    Perundungan

Trauma atau riwayat penghinaan di masa kanak-kanak, seperti intimidasi, dapat menyebabkan fobia dan ketakutan dalam lingkungan sosial. Tak hanya itu, ketidakcocokan dengan teman juga bisa memicu kecemasan sosial.

2.    Faktor-faktor keturunan

Tumbuh dengan orang tua yang juga menunjukkan tanda-tanda fobia sosial. Seringkali, orang tua sering merasa kesulitan untuk menghadapi situasi di lingkungannya. Dengan demikian, mereka menghindari acara sosial yang akan menghasilkan perkembangan keterampilan sosial yang terbatas dan perilaku menghindar pada anak-anak mereka.

3.    Rasa malu

Rasa malu terkait dengan kepribadian seseorang dan bukan merupakan kelainan. Namun, banyak orang dengan kecemasan sosial juga pemalu. Orang pemalu tidak menderita seperti orang dengan gangguan kecemasan sosial.

Gejala Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial sebenarnya bukan hanya tentang rasa malu saat berinteraksi dengan orang lain.

Gejala gangguan kecemasan sosial yang dikenal, seperti:

  • Terjadi ketakutan untuk melakukan aktivitas sehari-hari apalagi aktivitas diluar rumah yang melibatkan banyak orang.
  • Menghindari atau mengkhawatirkan aktivitas sosial secara berlebihan, seperti percakapan kelompok, makan bersama, dan pesta.
  • Sering merasa khawatir saat melakukan sesuatu yang menurut korban memalukan, misalnya tersipu, berkeringat, atau terlihat tidak kompeten.
  • Sulit melakukan sesuatu saat orang lain melihat, karena korban bisa merasa terus menerus diawasi dan dihakimi.
  • Takut dikritik, menghindari kontak visual atau memiliki kepercayaan rendah.
  • Seringkali mereka memiliki gejala, seperti merasakan sakit, berkeringat, tremor atau jantung berdebar -debar (jantung berdebar).
  • Mengalami serangan panik.

Terapi Kognitif

Terapi kognitif adalah jenis perawatan psikoterapi. Ini dapat membantu seseorang belajar untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir destruktif atau mengganggu yang memiliki pengaruh negatif pada perilaku dan emosi mereka.

Terapi ini berfokus untuk mengubah pikiran negatif otomatis yang dapat berkontribusi dan memperparah kesulitan emosional, depresi, dan kecemasan. Pikiran negatif spontan ini juga berdampak buruk pada suasana hati Anda.

Lantas, apa saja gangguan kesehatan yang bisa diatasi dengan terapi kognitif? Simak pembahasan berikut ini!

Baca juga: Manfaat Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Kecemasan

Manfaat Terapi Kognitif

Terapi perilaku kognitif didasarkan pada konsep bahwa pikiran, perasaan, sensasi fisik, dan tindakan saling terkait. Adanya pikiran serta perasaan yang negatif dapat membuat Anda terjebak dalam siklus yang negatif pula.

Memang, berpikir positif akan mengubah pola pikir negatif ini dan memperbaiki perasaan. Terapi kognitif adalah metode yang berguna untuk mengobati masalah emosional orang dengan gangguan mental. Beberapa manfaat terapi kognitif adalah:

1.    Mengelola gejala penyakit mental

Gejala penyakit mental tergantung pada jenis penyakit mental. Secara umum, gejala penyakit mental adalah suasana hati yang berubah-ubah, tidak bisa tidur, dll. Dengan berpikir positif melalui terapi kognitif, pasien dapat mengontrol gejala penyakit mentalnya.

Baca juga: Efek Penggunaan Massage Chair untuk Mengelola Stres

2.    Mempelajari teknik menghadapi tekanan

Orang dengan gangguan jiwa seringkali menjalani kehidupan yang penuh dengan stres, pemikiran yang berlebihan, dll. Terapi kognitif dapat membantu penderita gangguan jiwa menerapkan mekanisme koping yang benar untuk membuat hidup mereka lebih sehat dan lebih positif.

3.    Mengelola emosi

Dengan melakukan terapi kognitif dapat membantu penderita dalam mengelola emosinya apabila berinteraksi sosial. Cara inilah yang dapat dilakukan untuk penderita gangguan kecemasan untuk mengendalikan rasa takutnya.

4.    Penyelesaian konflik serta komunikasi lebih baik

Berkembangnya komunikasi yang lebih baik dapat membantu penderita dalam menyelesaikan masalah konfliknya saat berinteraksi sosial. Terkadang penderita gangguan jiwa sering merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

5.    Mengelola gejala fisik kronis

Terapi kognitif dapat membantu mengelola gejala fisik kronis yang sering menyertai gangguan mental. Misalnya sulit tidur, sakit kepala, sulit makan dan bentuk gejala lainnya. Selanjutnya, penderitanya akan menyadari pikiran yang tidak akurat atau negatif, sehingga ia dapat melihat situasi sulit dengan lebih jelas dan merespons dengan lebih efektif.

Teknik Terapi Kognitif

Terapi kognitif dianjurkan untuk dilakukan minimal seminggu sekali atau dua minggu sekali. Durasi sesuai dengan kebutuhan pihak yang berkepentingan. Setiap sesi biasanya berlangsung antara 30 dan 60 menit.

Terapis akan membantu menganalisis setiap area untuk melihat apakah ini realistis dan bagaimana menentukan bagaimana pengaruhnya satu sama lain. Terapis juga dapat membantu Anda memahami cara mengubah pikiran dan perilaku yang tidak membantu. Selanjutnya, terapis akan meminta pasien untuk mempraktikkan perubahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian terapis akan membahasnya pada pertemuan selanjutnya.

Tujuan akhir dari terapi adalah untuk mengajarkan bagaimana menerapkan keterampilan selama pengobatan dalam kehidupan sehari-hari.

Efektivitas Terapi Kognitif Bagi Penderita Kecemasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adib Asrori tentang “Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial” menyatakan bahwa terapi perilaku kognitif yang diberikan kepada kedua subjek terbukti efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan mereka. Dikatakan efektif karena memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam penelitian ini yaitu berkurangnya tingkat kecemasan, berkurangnya atau bahkan hilangnya pikiran dan perilaku negatif, subjek lebih mampu berpikir positif dan rasional, hingga masa tindak lanjut.

  1. Penurunan tingkat kecemasan. Tingkat kecemasan yang subjek tuliskan sebagai skala langkah dalam hirarki tingkat kecemasan merupakan indikator yang digunakan untuk menilai sejauh mana perubahan yang terjadi pada subjek.
  2. Kurangi pikiran negatif. Pikiran negatif bahwa seseorang tidak mampu mengatasi situasi sosial, ditolak, malu, kurang percaya diri, rendah diri, atau dievaluasi secara negatif oleh orang lain sangat khas dari gangguan kecemasan sosial. Setelah menerima beberapa sesi terapi perilaku kognitif, perlahan pikiran negatifnya mulai berkurang atau bahkan hilang sama sekali.

Jika Anda ingin mendapatkan informasi seputar kesehatan dan alat kesehatan, Anda dapat mengunjungi website Perfect Health dan instagram @id.perfecthealth

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *