Kesehatan

Efek Terapi Stroke untuk Penderita Stroke

terapi stroke

Stroke dapat diobati dengan berbagai jenis terapi stroke, mulai dari terapi ingatan, terapi gerak, dan terapi wicara. Faktor psikologis juga dapat menentukan seberapa tinggi tingkat kesembuhan penderita stroke. Dengan terkenanya penyakit ini, penderita harus mempunyai komitmen kepada diri sendiri untuk mencapai kesembuhan total. 

Faktor sosial juga memainkan peran penting. Dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar Anda dapat membantu mempercepat proses penyembuhan. Pada dasarkan, penderita stroke sangat membutuhkan dukungan semangat serta motivasi untuk mencapai kesembuhan.

Pengertian Penyakit Stroke

Stroke merupakan kondisi yang terjadi karena adanya suplai darah yang menuju ke otak mengalami kekurangan terdapat penyumbatan atau bisa juga kerana pembuluh darah yang pecah. Otak tanpa suplai darah tidak akan bisa menerima oksigen serta nutrisi, sehingga sel-sel yang ada diotak akan mengalami kematian. Hal inilah yang menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh otak tidak berfungsi.

Penyebab Penyakit Stroke

Stroke dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu :

1.    Stroke iskemik

Ini terjadi ketika arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak menyempit, menyebabkan penurunan aliran darah ke otak. Kondisi ini juga dikenal sebagai iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi menjadi 2 jenis, stroke trombotik dan stroke emboli.

2.    Stroke hemoragik

Itu terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan pendarahan. Perdarahan di otak dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah.

Baca juga: Penyebab Penyakit Stroke pada Usia di Bawah 40 Tahun

Faktor Risiko Penyakit Stroke

Terdapat 3 faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit stroke, yaitu:

1.    Faktor kesehatan

  • Hipertensi.
  • Diabetes.
  • Kolesterol Tinggi.
  • Obesitas.
  • Penyakit di jantung, seperti: penyakit jantung bawaan, gagal jantung, dan lainnya.
  • Sleep Apnea.
  • Pernah mengalami transient ischemic attack TIA atau myocardial infarction sebelumnya.

2.    Faktor gaya hidup

  • Asap.
  • Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
  • Konsumsi obat-obatan terlarang.
  • Kecanduan alkohol.

3.    Faktor lainnya

  • Faktor keturunan: dengan adanya anggota keluarga yang mempunyai penyakit jantung, maka seseorang tersebut mempunyai tingkat resiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama.
  • Faktor usia: Seiring bertambahnya usia, risiko terkena stroke juga lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.

Gejala Penyakit Stroke

Setiap bagian otak bertanggung jawab untuk mengendalikan bagian tubuh yang berbeda, sehingga gejala stroke bergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh dan tingkat kerusakannya. Itu sebabnya gejala stroke bisa berbeda-beda pada setiap penderitanya. Namun, stroke biasanya terjadi secara tiba-tiba. Terdapat 3 gejala utama dari stroke yang bisa Anda ketahui: 

  • Penderita penyakit stroke akan mengalami salah satu sisi wajah terlihat lebih rendah
  • Pasien tidak dapat mengangkat lengan karena merasa lemah atau mati rasa. Tidak hanya lengan, kaki yang berada di sisi yang sama dengan lengan juga terasa lemas.
  • Bicara menjadi tidak jelas, cadel, atau bahkan tidak dapat berbicara meskipun korban tampak sadar.

Terdapat gejala dan tanda lain dari stroke, yaitu:

  • Mual dan muntah.
  • Sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba, disertai leher kaku dan pusing (vertigo).
  • Penurunan kesadaran.Kesulitan menelan (disfagia) menyebabkan tersedak.Mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi.
  • Tiba-tiba kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.

Pengobatan Stroke

Penanganan khusus yang diberikan pada penderita stroke tergantung dari jenis stroke yang dialaminya, apakah itu stroke iskemik atau stroke hemoragik.

1.    Stroke iskemik

Perawatan awal akan berfokus pada mempertahankan jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan memulihkan aliran darah.

2.    Stroke hemoragik

Tatalaksana awal ini berguna untuk mengurangi tekanan yang terjadi pada otak serta mengontrol perdarahan yang terjadi. Berbagai bentuk pengobatan dilakukan, termasuk penggunaan obat-obatan dan pembedahan.

3.    Pengobatan TIA

Pengobatan TIA bertujuan untuk mengurangi faktor risiko yang dapat memicu stroke sehingga penyakit jantung dapat dicegah. Pada beberapa kasus, tindakan bedah endarterektomi karotid diperlukan jika terjadi penumpukan lemak pada arteri karotis.

Pencegahan Penyakit Stroke

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah gaya hidup sehat. Namun, penderita juga harus mengetahui apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke serta ikuti saran dari dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:

1.    Menjaga pola makan

Konsumsi makanan asin dan berlemak secara berlebihan dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko tekanan darah tinggi yang memicu stroke. Hindari konsumsi garam berlebihan.

Makanan yang direkomendasikan untuk penderita stroke adalah makanan yang mempunyai lemak tak jenuh yang tinggi, vitamin, protein serta serat. Semua nutrisi tersebut bisa didapatkan dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan daging tanpa lemak seperti dada ayam tanpa kulit.

2.    Rutin olahraga

Dengan melakukan olahraga secara rutin akan menjadikan jantung serta sistem peredaran darah bekerja secara baik.

3.    Berhenti merokok

Orang yang merokok mempunyai resiko dua kali lebih mungkin terkena stroke. Merokok dapat menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah serta mengakibatkan darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti Anda mengurangi risiko masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

4.    Hindari konsumsi alkohol

Minuman keras mengandung banyak kalori. Konsumsi alkohol secara berlebihan akan meningkatkan resiko terkenanya penyakit. Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan ketidakteraturan detak jantung.

5.    Hindari penggunaan obat terlarang

Penggunaan obat-obat terlarang ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit serta berkurangnya aliran darah.

Baca juga: Pencegahan Stroke dari Dini dengan Gaya Hidup Sehat 

Terapi Stroke

Terapi stroke adalah memungkinkan pasien stroke mencapai potensi fisik dan fungsional yang optimal dan terdiri dari penggunaan teknik stimulasi dan memfasilitasi pembelajaran kembali gerakan, memahami masalah gerakan, mencegah komplikasi sekunder, menjaga fisiologi tubuh dan meningkatkan kemampuan fungsional (Stack & Stokes, 2011).

Pengaruh Terapi Stroke terhadap Tubuh Pasien Stroke

Berdasarkan kajian literatur oleh Debora Krisnawati & Lucky Anggiat tentang “Terapi Latihan pada Kondisi Sroke” didapatkan bahwa acuan umum, terapi fisik dapat memberikan efek fisiologis dan terapeutik pada pasien. Berikut adalah efek terapi fisik yang terjadi pada pasien stroke:

1.    Pengaruh fisiologis

Terapi fisik harus memiliki efek fisiologis. Efek pada otot adalah pemeliharaan fisiologi otot, peningkatan suhu otot, peningkatan kontraksi dan kekuatan otot, peningkatan pompa otot, fasilitasi suplai oksigen dan nutrisi, dan pengangkutan sisa metabolisme.

Efek terhadap kardiovaskuler adalah peningkatan volume darah berupa peningkatan tekanan darah dan nadi, vasodilatasi arteri dan kapiler serta sirkulasi vena.

Efek pada respirasi mempengaruhi pusat pernapasan yang menyebabkan peningkatan laju pernapasan karena kebutuhan oksigen dan peningkatan VO2max.

Efek pada sistem saraf adalah meningkatkan produksi adrenalin dan memberikan rangsangan atau informasi ke otak dengan pola gerakan fungsional yang benar dan berulang, karena dapat membantu proses neuroplastisitas (Losseff dan Thompson, 2004; Stokes dan Stack, 2011).

2.    Pengaruh teraupetik

Terapi fisik diharapkan dapat memberikan efek terapeutik, seperti memelihara dan meningkatkan mobilitas sendi, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan koordinasi, memperbaiki postur tubuh, meningkatkan keseimbangan, dan meningkatkan kemampuan fungsional (Stokes and Stack, 2011; Luklukaningsih, 2017).

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak lagi informasi seputar kesehatan, Anda bisa mengunjungi website Perfect Health dan instagram @id.perfecthealth.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *