Kesehatan, Lifestyle

Nyeri Leher Bisa Akibat Menatap Handphone Terlalu Lama

nyeri leher

Seiring perkembangan teknologi, perangkat saat ini juga telah berkembang menjadi semakin canggih sehingga dapat menyebabkan nyeri leher. Anda dapat melakukan banyak hal hanya dengan satu perangkat elektronik kecil. Hal inilah yan menyebabkan hampir semua orang, tidak terkecuali anak-anak kemanapun mereka pergi akan selalu membawa gadget. Coba deh, apakah kamu salah satu anak zaman sekarang yang kecanduan gadget? Perhatian, ini berdampak pada kesehatan.

Memang gadget merupakan alat yang sangat berguna dan memudahkan kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Banyak hal yang bisa dilakukan lintas perangkat, mulai dari membaca buku, menonton film, browsing, transaksi keuangan, memesan makanan, bermain game, dan masih banyak lagi. Karena alasan ini, hampir setiap orang tidak dapat menjalankan bisnis mereka selama satu hari tanpa perangkat di dekatnya.

Sindrom kecanduan gadget ini disebut nomophobia, yang berasal dari istilah “fobia ponsel”. Nyatanya, pada keadaan sekarang sindrom ini tidak memandang umur. Sindrom ini dapat menyerang dari usia muda sampai dengan tua. Tetapi kelompok yang paling rentan adalah anak-anak milenial.

Gejala Kecanduan Handphone

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap sindrom nomofobia, yang juga dikenal sebagai kecanduan gadget. Tingkat kecanduan orang juga berbeda-beda. Dari kondisi ringan hingga cukup parah. Berikut adalah beberapa tanda kecanduan gawai yang harus diwaspadai:

  • Saat Anda kecanduan gadget, Anda akan langsung mencarinya saat membuka mata di pagi hari.
  • Anda tidak bisa menjalani hari tanpa menggunakan gadget.
  • Anda akan mengalami kecemasan yang luar biasa jika baterai ponsel cerdas Anda sangat lemah atau bahkan mati.
  • Anda selalu ingin memeriksa perangkat Anda setiap 5 menit.
  • Selalu aktifkan gadget Anda saat melakukan aktivitas apa pun, baik itu makan, berjalan, bahkan ke kamar mandi.

Jika setidaknya 3 dari 5 poin di atas secara akurat menggambarkan situasi Anda saat ini, maka Anda menderita sindrom nomofobia.

Dampak Kecanduan Handphone

Jangan remehkan sindrom kecanduan gadget ini, karena kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda:

1.    Gangguan mata

Mata yang terlalu sering digunakan untuk melihat layar perangkat akan terasa kering dan panas. Jika kecanduan gadget ini dibiarkan terlalu lama, mata bisa menjadi lelah, tidak nyaman, merah dan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur, pembesaran mata negatif, dll.

2.    Gangguan pola tidur

Salah satu ciri anak kecanduan gadget adalah tidak bisa berhenti memainkannya, bahkan hingga larut malam. Memang, bermain game dengan perangkat tersebut bisa membuat ketagihan, yang akan membuat Anda sulit untuk berhenti. Lama kelamaan jam tidur Anda akan terganggu, bahkan jika dibiarkan terlalu lama, Anda bisa menderita insomnia.

Jika waktu tidur yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi, berbagai penyakit dan gangguan kesehatan dapat dengan mudah menyerang Anda.

Baca juga: Meningkatkan Kualitas Tidur dengan Refleksi Kaki pada Lansia

3.    Postur tubuh bungkuk

Anak-anak yang kecanduan gadget tanpa sadar sering kali menekuk lehernya untuk melihat gadgetnya. Ketika leher Anda condong ke depan dan membungkuk saat Anda bermain, beban pada leher dan tulang belakang Anda meningkat karena Anda harus menopang kepala Anda, yang dapat menyebabkan sakit leher dan punggung. Jika dibiarkan terlalu lama akan berdampak pada postur tubuhnya sehingga menjadi bungkuk.

4.    Mengganggu studi

Dengan adanya waktu yang tersita karena asik bermain handphone, maka aktivitas belajar akan berkurang. Anak-anak dapat menghabiskan waktunya untuk bermain handphone dan akan mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi pada saat belajar disekolah. Hal inilah yang dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik anak.

5.    Obesitas

Terlalu sering bermain gadget membuat seseorang menjadi kurang aktif secara fisik. Ini erat kaitannya dengan kejadian obesitas.

Baca juga: Hitungan Berat Badan Ideal Berdasarkan BMI 

6.    Kurang bersosialisasi

Pernahkah Anda mendengar ungkapan “gadget mendekatkan mereka yang jauh dan menyatukan mereka yang dekat”? kecanduan gadget menjadikan anak milenial akan lebih nyaman berkomunikasi lewat aplikasi yang ada di gadget. Akibatnya, pertemanan bahkan hubungan keluarga menjadi renggang karena handphone.

Nyeri Leher

Anatomi leher terdiri atas tulang belakang yang berada dari tenggorak menuju tubuh bagian atas. Kepala dapat digerakkan karena terdapat tulang, lingamen serta otot. Kehadiran anomali, peradangan atau cedera apa pun dapat menyebabkan nyeri leher atau kekakuan.

Kaku leher atau nyeri leher sangat umum terjadi di masyarakat. Dalam kebanyakan kasus, kondisi tersebut diakibatkan oleh postur tubuh yang buruk. Terkadang kondisi ini juga disebabkan oleh cedera jatuh. Nyeri leher biasanya tidak serius dan dapat sembuh dalam beberapa hari.

Namun, dalam beberapa kasus, gejala tersebut dapat menunjukkan cedera atau penyakit serius dan memerlukan perhatian medis. Selain itu, jika Anda mengalami nyeri yang berlangsung lebih dari seminggu, parah, atau disertai gejala lain, segera temui dokter.

Penyebab Nyeri Leher

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri leher, yaitu:

1.    Saraf terjepit

Biasanya terjadi pada orang tua ketika ruang antar tulang mulai kehilangan kandungan air. Nyeri leher yang disebabkan oleh saraf terjepit dikenal sebagai spondylosis serviks.

2.    Leher kaku

Kondisi dimana leher terasa kaku pada satu posisi setelah bangun dari tidur, serta nyeri yang terjadi saat mencoba mengubah posisi. Pemicu leher kaku biasanya karena tidur tanpa penyangga leher.

3.    Cedera pada leher

Hal ini dapat terjadi akibat kecelakaan mobil atau motor, jatuh dari ketinggian, terpeleset, pukulan langsung ke wajah, dan cedera olahraga. Cedera ini mengakibatkan whiplash, yaitu cedera leher yang disebabkan oleh gerakan kepala secara tiba-tiba ke satu arah.

4.    Usia

Kondisi degeneratif seperti osteoartritis (penuaan tulang rawan sendi) dan stenosis tulang belakang (penyempitan ruang di tulang belakang), dapat menyebabkan kondisi ini seiring bertambahnya usia.

5.    Ketegangan fisik

Penggunaan otot leher yang berlebihan, melakukan tindakan berulang, atau aktivitas berat dapat menyebabkan kekakuan dan nyeri leher.

6.    Kondisi yang mempengaruhi keseimbangan tulang belakang

Adanya postur tubuh yang tidak ergonomis, berat badan yang berlebih hal ini juga berkontrobusi dalam mempengaruhi postur tulang belakang serta menyebabkan nyeri leher

Hubungan Nyeri Leher dengan Kecanduan Handphone

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kenwa Komang WM, et al tentang “Hubungan Antara Penggunaan Telepon Pintar dengan Kejadian Nyeri Leher pada Individu Dewasa Muda” diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan lemah yang signifikan antara durasi penggunaan smartphone dengan peningkatan skala nyeri leher, dan penggunaan smartphone selama 7 jam atau lebih meningkatkan risiko nyeri leher sedang dan berat sebesar 2,8 kali lipat.

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memahami beberapa hal:

  1. Tingkat prevalensi yang cukup tinggi dalam kejadian nyeri leher dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang ada di daerah lain.
  2. Dapat memberikan gambaran tentang sakit leher yang Anda rasakan terkait dengan banyaknya waktu Anda menggunakan smartphone sehingga mereka bisa lebih pintar saat menggunakan smartphone.
  3. Data korelasi yang kecil antara durasi penggunaan smartphone dengan skala nyeri leher menunjukkan adanya faktor lain yang dapat memperberat skala nyeri leher, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini, mengingat prevalensi nyeri leher cukup tinggi. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya menggunakan satu metode pengukuran dan melihat faktor risiko lain dari nyeri leher karena perhatian terkait dengan durasi penggunaan smartphone.

Saat ini Anda sudah mengetahui apa dampak dari kecanduan handphone sehingga akhirnya dapat menyebabkan nyeri leher. Jika Anda ingin mengetahu lebih banyak lagi informasi tetang kesehatan, Anda bisa mengunjungi website Perfect Health dan instagram @id.perfecthealth

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *